Wednesday, 23 October 2024

MID TERM TEST of DISCOURSE ANALYSIS IN POST GRADUATE PROGRAMME

 You can find UTS questions at the following link. Please submit your answers in the comments section of this blog by today at 23:59. Do your best, and may Allah make it easy.

32 comments:

  1. 018_LULU INNISA_MPI 5A
    1. menurut pendapat saya, Dalam menulis karya ilmiah, seorang penulis harus menuangkan ide dengan sistematis dan logis agar mudah dipahami oleh pembaca. Paragraf ilmiah biasanya dimulai dengan kalimat topik yang memperkenalkan ide utama, diikuti oleh penjelasan yang mendukung, termasuk bukti atau data, dan diakhiri dengan kesimpulan atau penegasan kembali.
    Contoh paragraf:
    "Penggunaan teknologi digital dalam pendidikan semakin penting dalam era modern ini. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi, seperti penggunaan aplikasi pembelajaran daring, dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan mempermudah akses terhadap sumber belajar. Misalnya, studi oleh Johnson (2022) menemukan bahwa siswa yang menggunakan platform e-learning menunjukkan peningkatan hasil akademik sebesar 15% dibandingkan dengan siswa yang hanya menggunakan metode konvensional. Oleh karena itu, integrasi teknologi digital dalam proses pembelajaran dapat memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan."
    Dalam contoh tersebut, kalimat pertama memperkenalkan topik utama, yaitu penggunaan teknologi digital dalam pendidikan. Kalimat-kalimat berikutnya memberikan penjelasan dan bukti yang mendukung, dan paragraf diakhiri dengan kesimpulan yang menegaskan manfaat teknologi dalam pendidikan.

    2. Dalam penulisan karya ilmiah, ada beberapa jenis sitasi yang umum digunakan, namun dua yang paling banyak dipakai adalah sitasi gaya APA dan sitasi gaya MLA.
    a. Sitasi Gaya APA (American Psychological Association)
    Sitasi gaya APA sering digunakan dalam karya ilmiah di bidang sosial, psikologi, dan pendidikan. Format ini menggunakan sistem author-date di mana nama penulis dan tahun publikasi dicantumkan dalam teks.
    Cara penggunaan:
    Di dalam teks, sitasi disertakan dengan menyebutkan nama belakang penulis dan tahun publikasi. Jika langsung mengutip, nomor halaman juga disertakan.
    Contoh penggunaan:
    Dalam teks:
    Menurut Johnson (2022), penggunaan teknologi dalam pendidikan meningkatkan hasil belajar.
    Penelitian terbaru menunjukkan bahwa teknologi digital memiliki dampak positif terhadap keterlibatan siswa (Johnson, 2022).
    "Penggunaan teknologi digital meningkatkan hasil akademik siswa" (Johnson, 2022, p. 45).

    b. Sitasi Gaya MLA (Modern Language Association)
    Sitasi gaya MLA sering digunakan dalam bidang humaniora, seperti sastra dan seni. Gaya ini menggunakan author-page system, di mana nama penulis dan nomor halaman dicantumkan dalam teks.
    Cara penggunaan:
    Di dalam teks, hanya nama penulis dan nomor halaman yang dicantumkan. Tidak perlu mencantumkan tahun.
    Contoh penggunaan:
    Dalam teks:
    Menurut Johnson, penggunaan teknologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa (45).
    "Penggunaan teknologi digital dalam pendidikan sangat efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa" (Johnson 45).

    ReplyDelete
  2. lanjutan jawaban Lulu
    3. Judul: "Dampak Penggunaan Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja"
    a. Pendahuluan
    Latar Belakang
    Penjelasan mengenai meningkatnya penggunaan media sosial di kalangan remaja dan relevansi topik terhadap kesehatan mental.
    Rumusan Masalah
    Apa saja dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja?
    Tujuan Penelitian
    Menganalisis dampak positif dan negatif dari penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental remaja.
    Manfaat Penelitian
    Memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya orang tua dan pendidik, mengenai pentingnya pemantauan penggunaan media sosial oleh remaja.
    b. Tinjauan Pustaka
    Pengertian Media Sosial dan Kesehatan Mental
    Definisi media sosial, berbagai platform yang populer, dan konsep kesehatan mental dalam konteks psikologi remaja.
    Penelitian Sebelumnya
    Studi-studi terdahulu yang meneliti hubungan antara media sosial dan kesehatan mental, baik dari sisi positif maupun negatif.
    Teori yang Digunakan
    Penjelasan tentang teori-teori psikologi yang relevan seperti Social Comparison Theory dan Self-Esteem Theory.
    c. Metodologi Penelitian
    Jenis Penelitian
    Deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survei.
    Populasi dan Sampel
    Remaja usia 13-18 tahun yang aktif menggunakan media sosial di wilayah X.
    Instrumen Penelitian
    Kuesioner yang berisi pertanyaan tentang durasi penggunaan media sosial dan gejala kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
    Teknik Pengumpulan Data
    Pengumpulan data melalui survei online dan wawancara.
    Teknik Analisis Data
    Analisis statistik deskriptif dan korelasi untuk melihat hubungan antara variabel.
    d. Hasil dan Pembahasan
    Penggunaan Media Sosial oleh Remaja
    Analisis data mengenai frekuensi dan durasi penggunaan media sosial oleh remaja.
    Dampak Positif Media Sosial
    Media sosial sebagai sarana ekspresi diri, pengembangan identitas, dan dukungan sosial bagi remaja.
    Dampak Negatif Media Sosial
    Risiko kecemasan, depresi, dan gangguan citra diri akibat perbandingan sosial dan cyberbullying.
    Pembahasan Hasil
    Interpretasi hasil survei dan wawancara yang memperkuat atau bertentangan dengan penelitian sebelumnya.
    e. Kesimpulan
    Rangkuman Temuan Utama
    Media sosial memiliki dampak positif dan negatif terhadap kesehatan mental remaja, tergantung pada pola penggunaannya.
    Implikasi Penelitian
    Pentingnya pengawasan penggunaan media sosial serta edukasi tentang penggunaan yang sehat dan bijaksana.
    Saran
    Saran bagi orang tua, pendidik, dan pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan mental yang disebabkan oleh media sosial.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. 1. Dalam sebuah karya ilmiah, penulis perlu menuangkan ide secara sistematis dan logis. Setiap paragraf biasanya dimulai dengan kalimat topik yang mengandung ide utama, diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang mendukung dan mengembangkan ide tersebut. Penulis juga dapat menyertakan data, argumen, atau contoh untuk memperkuat gagasan, serta menutup paragraf dengan kesimpulan atau penghubung ke paragraf berikutnya. Penting bagi paragraf dalam karya ilmiah untuk koheren, ringkas, dan relevan dengan topik utama penelitian.

    Contoh paragraf karya ilmiah:
    Penggunaan teknologi dalam pendidikan telah terbukti meningkatkan efektivitas pembelajaran siswa. Berdasarkan penelitian oleh Johnson (2020), siswa yang menggunakan aplikasi pembelajaran digital menunjukkan peningkatan dalam pemahaman konsep hingga 30% dibandingkan dengan siswa yang hanya menggunakan metode tradisional. Hal ini disebabkan oleh kemampuan teknologi untuk menyediakan materi yang lebih interaktif dan disesuaikan dengan kebutuhan individu. Selain itu, teknologi juga memungkinkan guru untuk melacak kemajuan siswa secara real-time, sehingga mereka dapat memberikan intervensi yang tepat waktu. Dengan demikian, integrasi teknologi dalam kelas tidak hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga meningkatkan hasil akademik siswa secara signifikan.

    Pada contoh di atas, kalimat pertama menyatakan ide utama tentang penggunaan teknologi dalam pendidikan. Selanjutnya, penulis memberikan bukti penelitian dan penjelasan yang mendukung klaim tersebut, dan menutup dengan kesimpulan yang menguatkan ide awal.

    2. Dalam karya ilmiah, ada dua jenis sitasi yang umum digunakan: sitasi APA (American Psychological Association) dan sitasi MLA (Modern Language Association). Keduanya memiliki format dan aturan berbeda, terutama dalam bidang akademik yang berbeda.

    A.) Sitasi APA (American Psychological Association)
    Sitasi APA sering digunakan dalam ilmu sosial, seperti psikologi, pendidikan, dan sosiologi. Dalam sistem ini, sitasi menggunakan metode author-date, di mana nama penulis dan tahun penerbitan disebutkan dalam teks.

    Cara Penggunaan:
    - Di dalam teks, nama belakang penulis diikuti tahun penerbitan.
    - Untuk kutipan langsung, cantumkan nomor halaman setelah tahun.

    Contoh:
    - Dalam teks: Menurut Johnson (2020), penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat meningkatkan pemahaman siswa.
    - Di akhir kutipan: Teknologi pendidikan "meningkatkan hasil akademik secara signifikan" (Johnson, 2020, p. 45).

    B.) Sitasi MLA (Modern Language Association)
    Sitasi MLA sering digunakan dalam ilmu humaniora, seperti sastra, seni, dan bahasa. Sitasi ini menggunakan format *author-page*, di mana hanya nama penulis dan nomor halaman yang dicantumkan dalam teks, tanpa tahun penerbitan.

    Cara Penggunaan:
    - Nama belakang penulis diikuti nomor halaman dari sumber kutipan.
    - Untuk kutipan langsung, nomor halaman ditulis setelah kutipan.

    Contoh:
    - Dalam teks: Menurut Smith, integrasi teknologi dalam pembelajaran memiliki dampak positif pada siswa (45).
    - Di akhir kutipan: Teknologi "meningkatkan motivasi belajar siswa secara dramatis" (Smith 45).

    Kedua metode ini memiliki pendekatan yang berbeda tergantung pada bidang akademis yang relevan.

    ReplyDelete
  7. 1. Dalam karya ilmiah, penulis harus menyusun paragraf dengan terstruktur dan logis untuk menyampaikan ide secara jelas dan meyakinkan. Langkah-langkah umum yang dilakukan penulis untuk menuangkan ide dalam paragraf karya ilmiah:
    a. Topik Kalimat (Topic Sentence): Setiap paragraf dalam karya ilmiah biasanya dimulai dengan sebuah kalimat utama atau topik kalimat
    b. Penjelasan atau Argumentasi: Setelah menyebutkan ide pokok, penulis mengembangkan paragraf dengan memberikan penjelasan lebih lanjut. Penulis menggunakan bukti, data, atau teori yang relevan untuk mendukung ide pokok.
    Contoh atau Bukti: Untuk memperkuat ide atau argumen yang diajukan, penulis sering kali menggunakan contoh, hasil penelitian, atau studi kasus.
    c. Analisis dan Sintesis: Setelah menyajikan bukti, penulis biasanya menganalisisnya dengan menghubungkan bukti tersebut dengan ide pokok atau argumen. Di sini, penulis mungkin menjelaskan implikasi dari bukti atau bagaimana hal itu mendukung atau berlawanan dengan argumen lain dalam bidang tersebut.
    d. Kesimpulan Paragraf: Sebagai penutup, penulis merangkum gagasan utama dari paragraf atau mengaitkannya dengan paragraf berikutnya.
    e. Kohesi dan Koherensi: Penulis menggunakan kata-kata transisi dan penyusunan kalimat yang baik agar paragraf tersebut kohesif (terpadu) dan koheren (logis).
    Contoh:
    Penelitian menunjukkan bahwa intervensi gizi dapat secara signifikan meningkatkan performa akademik. Hal ini disebabkan oleh pengaruh gizi yang baik terhadap perkembangan otak dan daya konsentrasi siswa. Sebagai contoh, sebuah studi oleh Smith (2020) menemukan bahwa siswa yang mengonsumsi sarapan bergizi menunjukkan peningkatan konsentrasi sebesar 20% dibandingkan dengan yang tidak sarapan. Bukti ini menguatkan pandangan bahwa asupan gizi yang cukup dapat mendukung fungsi kognitif, yang pada gilirannya berdampak pada performa akademik. Oleh karena itu, program pemberian makanan di sekolah dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan hasil akademik.

    2. Dalam karya ilmiah, ada beberapa jenis sitasi yang umum digunakan, di antaranya adalah APA (American Psychological Association), MLA (Modern Language Association)
    a. APA (American Psychological Association)
    Digunakan secara luas dalam bidang ilmu sosial, psikologi, pendidikan, dan beberapa bidang lainnya. Format ini menggunakan sistem author-date.
    Cara Penggunaan:
    Dalam teks, kutipan menggunakan nama penulis dan tahun terbit. Jika mengutip langsung, nomor halaman juga ditambahkan.
    Di daftar pustaka, semua sumber yang dikutip dalam teks harus disertakan secara lengkap.
    Contoh dalam teks:
    Kutipan langsung: (Smith, 2020, p. 15).
    Kutipan tidak langsung (parafrase): (Smith, 2020).
    b. MLA (Modern Language Association)
    Digunakan dalam bidang humaniora, terutama dalam kajian bahasa dan sastra. MLA menggunakan sistem author-page untuk mengutip sumber.
    Cara Penggunaan:
    Dalam teks, hanya nama penulis dan nomor halaman yang digunakan.
    Di bagian daftar pustaka (Works Cited), detail lengkap referensi diberikan.
    Contoh dalam teks:
    Kutipan langsung: (Smith 15).
    Kutipan tidak langsung (parafrase): (Smith).

    ReplyDelete
    Replies
    1. 3. Pengaruh Pola Makan terhadap Prestasi Akademik Siswa Sekolah Dasar
      I. Pendahuluan
      1. Latar Belakang
      Menjelaskan pentingnya prestasi akademik di sekolah dasar.
      Hubungan antara asupan gizi dan performa kognitif anak-anak.
      Kesenjangan penelitian terkait pengaruh langsung pola makan terhadap prestasi akademik.
      2. Rumusan Masalah
      Bagaimana pengaruh pola makan terhadap prestasi akademik siswa sekolah dasar?
      3. Tujuan Penelitian
      Mengidentifikasi pengaruh pola makan terhadap performa akademik siswa.
      4. Manfaat Penelitian
      Bagi dunia pendidikan.
      Bagi masyarakat umum.
      Bagi peneliti berikutnya.
      II. Tinjauan Pustaka
      1. Konsep Pola Makan
      Definisi pola makan sehat.
      Nutrisi penting dalam pertumbuhan anak.
      2. Konsep Prestasi Akademik
      Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik.
      3. Penelitian Terdahulu
      Studi terkait pola makan dan kinerja kognitif.
      Studi sebelumnya yang meneliti hubungan gizi dan prestasi akademik.
      4. Kerangka Teori
      Model atau teori yang mendasari penelitian ini (misalnya, Teori Kognitif Piaget atau Teori Motivasi Maslow).
      III. Metodologi Penelitian
      1. Jenis Penelitian
      Penelitian kuantitatif deskriptif.
      2. Populasi dan Sampel
      Populasi: Siswa sekolah dasar di kota X.
      Sampel: Siswa kelas 4 dan 5 yang berjumlah 100 orang, diambil secara acak.
      3. Teknik Pengumpulan Data
      Kuesioner tentang kebiasaan makan siswa.
      Data prestasi akademik dari nilai rapor.
      4. Analisis Data
      Metode analisis statistik yang digunakan (misalnya, regresi linier).
      IV. Hasil Penelitian
      1. Deskripsi Data
      Gambaran umum pola makan siswa.
      Gambaran umum prestasi akademik siswa.
      2. Analisis Statistik
      Hasil analisis hubungan antara pola makan dan prestasi akademik.
      Interpretasi dari hasil statistik.
      3. Pembahasan
      Penjelasan tentang temuan.
      Pembandingan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya.
      Keterbatasan penelitian.
      V. Kesimpulan dan Saran
      1. Kesimpulan
      Menjawab rumusan masalah berdasarkan hasil penelitian.
      2. Saran
      Saran praktis bagi guru dan orang tua dalam meningkatkan prestasi akademik melalui perbaikan pola makan.
      Saran untuk penelitian lebih lanjut.
      VI. Daftar Pustaka
      Semua sumber referensi yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah.
      VII. Lampiran
      Kuesioner yang digunakan.
      Data hasil pengumpulan.

      Delete
  8. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  9. Contoh no. 1
    Dalam konteks pendidikan Islam, manajemen memiliki peran penting dalam menentukan arah dan kualitas pembelajaran di lembaga pendidikan. Manajemen pendidikan Islam tidak hanya berfokus pada aspek administratif, tetapi juga mencakup pembinaan spiritual dan moral peserta didik. Menurut Al-Abrasyi (2015), manajemen pendidikan Islam yang baik harus mampu memadukan antara nilai-nilai keislaman dengan keterampilan manajerial modern untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan manajemen yang berbasis pada prinsip-prinsip Islam dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta memperkuat karakter religius mereka. Oleh karena itu, penting bagi sekolah-sekolah Islam untuk terus mengembangkan manajemen yang efektif agar kualitas pembelajaran tetap terjaga di tengah tantangan zaman modern.

    ReplyDelete
  10. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  13. 3. Berikut adalah contoh outline karya ilmiah dengan tema "Manajemen Keuangan dalam Usaha Kecil dan Menengah (UKM)" :

    BAB I Pendahuluan
    1. Latar Belakang
    - Pentingnya UKM dalam perekonomian.
    - Tantangan manajemen keuangan yang dihadapi UKM.
    - Peran manajemen keuangan dalam keberlanjutan UKM.
    2. Rumusan Masalah
    - Apa saja masalah yang dihadapi UKM dalam manajemen keuangan?
    - Bagaimana manajemen keuangan yang efektif dapat meningkatkan kinerja UKM?
    3. Tujuan Penelitian
    - Mengidentifikasi masalah manajemen keuangan di UKM.
    - Menganalisis strategi manajemen keuangan yang efektif untuk UKM.
    4. Manfaat Penelitian
    - Memberikan wawasan bagi pemilik UKM tentang praktik manajemen keuangan.
    - Menjadi referensi bagi pembuat kebijakan dalam mendukung UKM.

    BAB II Tinjauan Pustaka
    1. Pengertian Manajemen Keuangan
    - Definisi manajemen keuangan menurut para ahli.
    - Tujuan manajemen keuangan dalam konteks UKM.
    2. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan
    - Penganggaran, perencanaan, dan pengendalian.
    - Analisis laporan keuangan.
    3. Peran Manajemen Keuangan dalam UKM
    - Pengaruh manajemen keuangan terhadap kinerja dan pertumbuhan UKM.
    - Studi kasus sukses UKM dengan manajemen keuangan yang baik.

    BAB III Metode Penelitian
    1. Pendekatan Penelitian
    - Pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
    2. Populasi dan Sampel
    - UKM di suatu daerah tertentu sebagai objek penelitian.
    3. Instrumen Penelitian
    - Kuesioner dan wawancara untuk mengumpulkan data.
    4. Prosedur Pengumpulan Data
    - Pengumpulan data primer dan sekunder.
    5. Teknik Analisis Data
    - Analisis deskriptif dan inferensial.

    BAB IV Hasil dan Pembahasan
    1. Deskripsi Hasil Penelitian
    - Gambaran umum kondisi keuangan UKM yang diteliti.
    2. Analisis Masalah Manajemen Keuangan di UKM
    - Identifikasi masalah umum seperti kurangnya pemahaman keuangan.
    3. Strategi Manajemen Keuangan yang Efektif
    - Pembahasan tentang penganggaran, pengelolaan kas, dan investasi.

    BAB V Kesimpulan
    1. Ringkasan Temuan Utama
    - Kesimpulan dari analisis mengenai pentingnya manajemen keuangan.
    2. Implikasi Penelitian
    - Dampak dari temuan penelitian terhadap praktik UKM.
    3. Rekomendasi
    - Rekomendasi untuk UKM dan pembuat kebijakan mengenai manajemen keuangan yang lebih baik.

    VI. Daftar Pustaka
    - Referensi buku, jurnal, dan sumber lain yang relevan dengan topik penelitian.

    ReplyDelete
  14. . Menurut Saya Seorang penulis menuangkan ide dalam sebuah karya ilmiah dengan cara menyusun paragraf yang terstruktur dan koheren. Paragraf tersebut biasanya dimulai dengan kalimat topik yang memperkenalkan ide utama yang akan dibahas. Kalimat topik ini biasanya ditempatkan pada awal paragraf dan berfungsi sebagai pengantar bagi pembaca.

    Setelah kalimat topik, penulis menyajikan informasi atau argumen yang mendukung ide utama tersebut. Informasi atau argumen ini biasanya disajikan dalam urutan logis dan terhubung dengan kalimat topik. Penulis juga dapat menggunakan contoh, fakta, dan data untuk memperkuat argumennya.

    Selain itu, penulis juga dapat menggunakan kalimat transisi untuk menghubungkan satu ide dengan ide lainnya dalam paragraf. Kalimat transisi ini membantu pembaca untuk mengikuti alur pikiran penulis dan memahami hubungan antara ide-ide yang disajikan.

    Berikut adalah contoh paragraf yang menggambarkan cara seorang penulis menuangkan ide dalam sebuah karya ilmiah:

    "Perubahan iklim merupakan isu yang semakin mendesak di dunia saat ini. Dalam beberapa dekade terakhir, suhu global telah meningkat secara signifikan, yang menyebabkan terjadinya peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan. Selain itu, perubahan iklim juga berdampak pada keanekaragaman hayati, di mana banyak spesies hewan dan tumbuhan mengalami ancaman kepunahan akibat kehilangan habitat. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan melindungi lingkungan kita."

    Dalam contoh paragraf di atas, kalimat topiknya adalah "Perubahan iklim merupakan isu yang semakin mendesak di dunia saat ini". Paragraf tersebut terstruktur dengan baik, dimulai dari kalimat topik, diikuti oleh informasi atau argumen yang mendukung ide utama, dan disambungkan dengan kalimat transisi yang menghubungkan satu ide dengan ide lainnya.
    2. Dua jenis sitasi yang biasa digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah sitasi dalam teks (in-text citation) dan daftar pustaka (reference list).

    1. Sitasi dalam teks (in-text citation)

    Sitiasi dalam teks digunakan untuk memberikan kredit kepada sumber informasi yang digunakan dalam teks. Sitasi ini biasanya berisi nama penulis, tahun publikasi, dan judul artikel atau buku. Sitasi dalam teks biasanya ditempatkan dalam tanda kurung di dalam teks, dan dapat ditempatkan sebelum atau setelah informasi yang disitasi.

    Contoh penggunaan sitasi dalam teks:

    "Menurut Smith (2020), perubahan iklim merupakan isu yang semakin mendesak di dunia saat ini."

    Dalam contoh di atas, sitasi dalam teks berisi nama penulis (Smith), tahun publikasi (2020), dan judul artikel atau buku (dihindari karena tidak disebutkan dalam contoh).

    2. Daftar pustaka (reference list)

    Daftar pustaka digunakan untuk memberikan informasi lengkap tentang sumber-sumber yang disitasi dalam teks. Daftar pustaka biasanya disusun di akhir karya ilmiah dan berisi informasi seperti nama penulis, tahun publikasi, judul artikel atau buku, dan informasi lain yang relevan.

    Contoh penggunaan daftar pustaka:

    Smith, J. (2020). Perubahan iklim: Isu yang semakin mendesak. Journal of Environmental Studies, 15(3), 45-67.

    Dalam contoh di atas, informasi lengkap tentang sumber yang disitasi dalam teks diberikan dalam format yang konsisten dengan standar akademik. Informasi ini biasanya disusun dalam urutan abjad berdasarkan nama penulis.

    Penting untuk menggunakan sitasi dalam teks dan daftar pustaka secara konsisten dan akurat dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini penting untuk memberikan kredit kepada sumber-sumber yang digunakan dan untuk memastikan keaslian dan keandalan informasi yang disajikan dalam karya ilmiah.

    ReplyDelete
  15. Name: Nisa Khoiriyah
    Students' number: 232623101
    Major: Master's degree of English Education Department
    Course: Critical Discourse Analysis

    Discourse Analysis of "Top Indonesian university confirms minister’s doctoral degree amid controversy over short duration of studies" using Ruth Wodak's CDA Framework
    Intertextuality:
    • The text references academic discourse (doctoral program, publications) and political discourse (cabinet position, president).
    • It draws upon news reports and social media commentary.
    Genre:
    • News article, with elements of investigative journalism (mention of a petition and controversy).

    Formations:
    • University (UI): Represented as a prestigious institution upholding academic standards, defending itself against accusations.
    • Minister Bahlil: Positioned as a successful leader with questionable academic credentials, potentially benefiting from political connections.
    • Petitioners/Social media users: Represented as concerned citizens demanding transparency and accountability.
    • Media: Creates a platform for diverse voices but leans towards highlighting the controversy.
    Ideologies:
    • Importance of academic integrity: Implicitly promoted by the university's response and the petition.
    • Meritocracy and fair play: Challenged by accusations of preferential treatment for the minister.
    • Transparency and accountability in public institutions: Reflected in calls for an investigation.
    Context:
    • Broader issue of questionable academic practices in Indonesian politics and academia.
    • Importance of education and qualifications for government officials.
    • Rise of social media as a platform for public scrutiny.
    Key Points:
    • The language used by UI emphasizes "administrative and academic requirements" and "publication requirements" to portray due process.
    • The text uses neutral terms like "alleged irregularities" and "controversy" concerning the minister's degree, leaving room for interpretation.
    • Social media voices offer contrasting opinions, some questioning the minister's accomplishment, others celebrating his speed.
    • The mention of previous cases with faster completion times (Dr. Sugeng Purwanto) attempts to normalize the situation.
    • The concluding section on "questionable degrees in Indonesia" broadens the discourse to a systemic issue.
    Limitations:
    • The article doesn't provide details of the petition's content or the minister's response.
    • We cannot analyze the university's full statement or the social media commentary beyond snippets.
    Additional Considerations:
    • Lexical Choices:
    o "Uproar," "controversy," "alleged irregularities," "commercialisation" - Words used to highlight the negative aspects of the situation.
    o "Strengthen his position," "deep mastery" - Language by UI to portray Mr. Bahlil's dissertation positively.
    • Positioning: UI positions itself as a respectable institution with established regulations. The alumni position themselves as guardians of academic integrity.
    • Silence: The article doesn't mention Mr. Bahlil's response to the controversy.
    Conclusion:
    This discourse reveals tensions between upholding academic standards and potential political influence. The university uses language to legitimize the minister's degree, while social media and the petition raise concerns. The broader context highlights the issue of questionable academic practices in Indonesia.

    ReplyDelete
  16. 3. Berikut adalah contoh outline karya ilmiah dengan tema "Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja":

    I. Pendahuluan

    * Latar belakang
    * Rumusan masalah
    * Tujuan dan manfa* Keterkaitan dengan tujuan penelitian

    II. Tinjauan Pustaka

    * Definisi media sosial
    * Penggunaan media sosial di kalangan remaja
    * Pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja
    * Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media sosial dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental remaja

    III. Metodologi

    * Desain penelitian
    * Populasi dan sampel
    * Teknik pengumpulan data
    * Teknik analisis data

    IV. Hasil dan Diskusi

    * Hasil penelitian
    * Analisis data
    * Diskusi hasil penelitian

    V. Kesimpulan

    * Kesimpulan penelitian
    * Implikasi praktis
    * Saran untuk penelitian selanjutnya

    VI. Referensi

    * Daftar pustaka

    Outline ini memberikan struktur dasar untuk penulisan karya ilmiah dengan tema "Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja". Setiap bagian dalam outline ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan penambahan informasi dan data yang relevan. Outline ini juga dapat disesuaikan dengan tema dan fokus penelitian yang berbeda.

    ReplyDelete
  17. 4.Berikut adalah contoh draft karya ilmiah dengan tema "Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja":

    I. Pendahuluan

    Latar belakang
    Media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan remaja di era modern ini. Dengan adanya media sosial, remaja dapat berinteraksi dengan teman-teman mereka, berbagi informasi, dan mendapatkan informasi dari seluruh dunia. Namun, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental remaja.

    Rumusan masalah
    Bagaimana penggunaan media sosial mempengaruhi kesehatan mental remaja? Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media sosial dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental remaja?

    Tujuan dan manfaat
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media sosial dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam mengelola penggunaan media sosial di kalangan remaja.

    II. Tinjauan Pustaka

    Definisi media sosial
    Media sosial adalah platform atau aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Beberapa contoh media sosial yang populer di kalangan remaja adalah Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok.

    Penggunaan media sosial di kalangan remaja
    Penggunaan media sosial di kalangan remaja semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut survei, sebagian besar remaja di seluruh dunia memiliki akun media sosial dan menggunakannya secara teratur.

    Pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja
    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental remaja. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media sosial dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental remaja
    Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan media sosial di kalangan remaja antara lain usia, jenis kelamin, dan kecenderungan untuk berbagi informasi secara online. Faktor-faktor ini juga dapat mempengaruhi pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja.

    III. Metodologi

    Desain penelitian
    Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei dengan populasi sampel berupa remaja di kota Y.

    Populasi dan sampel
    Populasi penelitian ini adalah remaja di kota Y yang memiliki akun media sosial. Sampel penelitian ini diambil secara acak dan berjumlah 200 orang.

    Teknik pengumpulan data
    Data penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Kuesioner berisi

    ReplyDelete
  18. Name : Siti Anugrah Muharomah (232623109)
    Discourse Analysis
    TBI REGULAR 1 PASCASARJANA

    Using Ruth Wodak's Critical Discourse Analysis (CDA) framework, I can analyze the discourse surrounding the controversy over Indonesian Minister Bahlil Lahadalia’s doctoral degree. Wodak's approach emphasizes the relationship between discourse, power, and social context. Here are some key elements of the analysis:
    1. Discursive Strategies
    Legitimization: The University of Indonesia (UI) employs strategies to legitimize the minister’s degree. By stating that he has "fulfilled all administrative and academic requirements," the university seeks to reinforce the credibility of its academic processes despite public skepticism.
    Counter-Narratives: UI counters the narrative of irregularity by mentioning past instances of students graduating in less than two years. This serves to normalize the situation and mitigate the perception of an exceptional case.
    2. Intertextuality
    References to broader issues of academic integrity in Indonesia, including the mention of "predatory publications" and allegations against other academics and politicians, create a context in which this controversy is situated. This intertextual connection emphasizes that the issue of questionable degrees is systemic, not just an isolated incident.
    3. Power Relations
    The discourse reflects power dynamics between the university, the minister, and the public. The university attempts to assert its authority and autonomy in validating academic achievements, while the public’s outrage, fueled by social media, challenges this authority.
    There’s also a class aspect; Bahlil’s rapid academic achievement might be viewed through the lens of privilege, further complicating public perceptions of meritocracy in education.
    4. Identity Construction
    Bahlil's identity is constructed not just as a politician but as a "leader" with academic credentials that supposedly bolster his expertise in governance. The framing of his achievements is tied to national interests, particularly in sustainable resource governance.
    Social media reactions reflect varying public perceptions, showcasing a divide where some users celebrate his rapid achievement while others criticize it, thus illustrating the contested nature of his identity as a scholar versus a political figure.
    5. Social Practices
    The petition from UI alumni represents a form of collective action aimed at enforcing academic standards. This reflects a growing public concern over the integrity of educational qualifications and a call for accountability within academic institutions.
    The discourse reveals broader societal issues regarding the value placed on academic credentials in political contexts, highlighting how education can be commodified or politicized.
    6. Crisis of Legitimacy
    The uproar signifies a crisis of legitimacy for both Bahlil and UI. The need for an investigation and public clarifications indicates that the trust in academic institutions is under scrutiny, pointing to a larger discourse on the credibility of educational qualifications in Indonesia.
    Conclusion:
    Through this analysis, we can see that the controversy surrounding Bahlil Lahadalia's doctoral degree encapsulates tensions between academic integrity, political legitimacy, and public perception. The interplay of these factors within the discourse not only shapes individual identities but also reflects broader societal concerns about education and governance in Indonesia.

    ReplyDelete
  19. Name : Iim Nurhasanah
    SN : 232623106
    Major : Magister’s Degree of English Education Department
    Course : Critical Discourse Analysis
    Lecturer : Dr. Selnistia Hidayani, M.Pd

    Discourse Analysis of "Russia’s BRICS summit: What’s on the agenda and why it matters to Putin"using Van Leeweun’s CDA Framework :
    Van Leeuwen's Critical Discourse Analysis (CDA) provides a framework to examine how language is used to construct and maintain power relations. It focuses on three dimensions: representations, social relations, and identities.
    Representations
    • Russia: Russia is represented as a leading global power, seeking to challenge Western dominance. The discourse highlights its role in hosting the summit and the significance of the event for Putin.
    • BRICS: The BRICS countries are portrayed as a united front against Western hegemony, offering an alternative model of development and governance. Their collective voice is emphasized, particularly in relation to economic cooperation and financial independence.
    • Western Countries: Western countries are represented negatively, often associated with economic coercion, double standards, and geopolitical isolation. The sanctions imposed on Russia are framed as a tool of Western dominance.

    Social Relations
    • Power Relations: The discourse reinforces the power dynamics between Russia and the West. Russia is positioned as a challenger, while the West is depicted as a dominant force. The summit is presented as a platform for Russia to assert its influence and build alliances.
    • Inclusion and Exclusion: The discourse emphasizes the inclusion of BRICS countries and other developing nations, suggesting a shift in global power dynamics. Western countries, on the other hand, are portrayed as being increasingly isolated.

    Identities
    • Russian Identity: Russia is constructed as a resilient and independent nation, capable of overcoming Western pressure and pursuing its own interests. The summit is framed as a demonstration of Russia's global standing and its ability to attract international partners.
    • BRICS Identity: The BRICS countries are portrayed as a collective force, united by shared interests and a desire for economic independence. Their identity is constructed as an alternative to the Western-dominated global order.
    • Putin's Identity: Putin is represented as a strong and decisive leader, capable of guiding Russia through geopolitical challenges and promoting its interests on the world stage. The summit is presented as a validation of his leadership and a testament to Russia's growing influence.

    Conclusion
    Through Van Leeuwen's CDA framework, we can see how the discourse on Russia's BRICS summit constructs a narrative that reinforces Russia's position as a global power, challenges Western dominance, and promotes a shared BRICS identity. The discourse is designed to legitimize Russia's actions, mobilize support, and position the BRICS countries as a viable alternative to Western-led institutions.

    ReplyDelete
  20. Name : Aidah Rohmawati
    SRN : 232623102
    Major : Magister’s Degree of English Education Department
    Course : Critical Discourse Analysis

    The article "Russia’s BRICS Summit: What’s on the Agenda and Why It Matters to Putin" using Norman Fairclough's Critical Discourse Analysis (CDA) framework are:
    1. Text Analysis (Description)
    At this level, we examine the vocabulary, grammar, and rhetorical strategies used in the article to uncover implicit meanings and patterns. Some observations include:
    1) Lexical choices: The use of terms like "war," "sanctions," and "isolated" position Russia as embattled and facing opposition from the West. Meanwhile, words like "symbolic," "partners," and "emerging powers" cast BRICS as a counterforce to Western hegemony.
    2) Agent and action: The article repeatedly emphasizes Russia’s role as the host of the summit, portraying President Vladimir Putin as a central figure. Actions like "hosting" and "leading" frame Russia as still capable of asserting influence, despite its global isolation due to the Ukraine conflict.
    2. Discursive Practice (Interpretation)
    It is important to analyse the intertextuality and the power dynamics underlying the discourse.
    1) Intertextuality: The article draws on familiar narratives of the Global South’s dissatisfaction with Western-led global governance, specifically in relation to financial and geopolitical dominance. By referencing quotes from experts (such as Asli Aydintasbas) and institutions (like the Brookings Institute), the article links the BRICS summit to broader critiques of Western sanctions, double standards, and the use of financial coercion.
    2) Discursive strategy: The article constructs a duality between the West and the Global South, with BRICS framed as a voice for countries that feel disenfranchised by Western political and economic systems. This reflects the discourse of multi-polarity, in which countries like Russia, China, and others in the BRICS bloc are seeking an alternative to U.S. hegemony.
    3) Power relations: The discourse positions Russia as an important factor in shaping this alternative world order, despite its geopolitical challenges and isolation from Western institutions. The portrayal of leaders from various countries attending the summit emphasizes that Russia retains influence and that BRICS continues to expand as an organization, even as it challenges the West.
    3. Social Practice (Explanation)
    The article does not only describe the BRICS summit; it is part of a larger discourse that reflects shifting geopolitical dynamics in a multipolar world.
    1) Geopolitical context: The article is written in the context of ongoing tensions between Russia and Western nations, particularly in the aftermath of the Ukraine war. It highlights how BRICS offers a platform for countries that want to resist U.S. financial and political dominance, particularly in the Global South.
    2) Hegemony and resistance: The article implicitly critiques the hegemony of Western countries in international governance, presenting BRICS as a vehicle for resisting and reshaping global power structures. The increasing involvement of countries like Egypt, Ethiopia, and even NATO member Turkey reflects a broader dissatisfaction with existing global governance models.
    Conclusion
    Using Fairclough’s CDA framework, we see that the article portrays the BRICS summit as a crucial event for Russia to maintain its global relevance and challenge Western dominance. The text reflects an ideological stance that supports a more multipolar world, where emerging economies and middle powers seek autonomy from Western financial and political influence. At the same time, the discourse reinforces the idea of BRICS as a legitimate counterbalance to Western-led institutions, despite the challenges that Russia and other members face.

    ReplyDelete
  21. Nama : Nina Istia Nabila A
    Nim : 221250044
    Mpi 5b
    1. Menuangkan Ide dalam Paragraf Karya Ilmiah
    Seorang penulis dalam menuangkan ide dalam paragraf karya ilmiah perlu mengikuti beberapa langkah, antara lain:
    * Memiliki fokus yang jelas: Setiap paragraf seharusnya membahas satu ide utama yang mendukung argumen atau tema keseluruhan.
    * Menggunakan bahasa yang formal dan objektif: Penulisan ilmiah harus terhindar dari bahasa yang bersifat subjektif atau emosional.
    * Mengemukakan bukti atau contoh: Mencantumkan data, fakta, atau kutipan dari sumber terpercaya untuk mendukung ide yang disampaikan.


    Contoh Paragraf:
    Dalam era digital, teknologi informasi telah menjadi katalisator yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Penggunaan teknologi seperti komputer, internet, dan aplikasi pendidikan memungkinkan akses yang lebih luas ke sumber daya pembelajaran dan informasi yang beragam. Sebuah studi yang dilakukan oleh Johnson et al. (2021) menunjukkan bahwa sekolah yang mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulum mereka mengalami peningkatan dalam hasil belajar siswa hingga 30% dibandingkan dengan sekolah yang lebih tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi tidak hanya memperkaya process belajar tetapi juga meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dan kolaboratif.

    2. Dua Jenis Sitasi Biasa Digunakan dalam Penulisan Karya Ilmiah

    a. Sitasi Langsung
    Sitasi langsung digunakan ketika penulis mengutip apa yang dikatakan penulis lain secara langsung. Biasanya ditandai dengan tanda kutip.

    Penggunaan:Saat mengacu langsung pada pernyataan, ide, atau temuan dari penulis lain.

    Contoh:
    Menurut Smith (2020), "Pendidikan adalah kunci untuk membuka potensi penuh individu dalam masyarakat modern."

    b. Sitasi Tidak Langsung
    Sitasi tidak langsung digunakan ketika penulis merangkum atau menyampaikan kembali ide-ide dari penulis lain dengan kata-kata sendiri.

    Penggunaan:Saat menyampaikan informasi atau ide dari sumber lain tanpa mengutip langsung.

    Contoh:
    Berdasarkan penelitian oleh Doe (2019), integrasi teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa dan keterlibatan mereka dalam proses belajar.

    3. Outline Karya Ilmiah: "Peran Teknologi Informasi dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Era Digital"

    I. Pendahuluan
    A. Latar Belakang
    1. Pengenalan era digital dan teknologi informasi
    2. Pentingnya kualitas pembelajaran
    B. Rumusan Masalah
    C. Tujuan Penelitian
    D. Manfaat Penelitian

    II. Tinjauan Pustaka
    A. Definisi Teknologi Informasi
    B. Konsep Kualitas Pembelajaran
    C. Hubungan antara Teknologi Informasi dan Pendidikan
    D. Penelitian Terkait

    III. Metodologi Penelitian
    A. Jenis Penelitian
    B. Teknik Pengumpulan Data
    1. Wawancara
    2. Kuesioner
    C. Sampel Penelitian
    D. Analisis Data

    IV. Hasil dan Pembahasan
    A. Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
    1. Pembelajaran jarak jauh
    2. Pembelajaran berbasis komputer
    B. Keuntungan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
    1. Akses ke informasi dan sumber belajar
    2. Interaktivitas dan keterlibatan siswa
    C. Tantangan yang Dihadapi
    1. Kesenjangan digital
    2. Pelatihan guru dan siswa

    V. Kesimpulan
    A. Ringkasan Temuan
    B. Implikasi untuk Kebijakan Pendidikan
    C. Saran untuk Penelitian dan Praktik yang Akan Datang

    VI. Daftar Pustaka
    - Buku
    - Jurnal
    - Artikel
    - Sumber lain yang digunakan dalam penelitian

    Penutup
    Outline di atas memberikan struktur yang jelas untuk membahas tema peran teknologi informasi dalam pembelajaran. Setiap bagian dapat diperluas sesuai dengan penelitian dan analisis yang dilakukan.

    ReplyDelete
  22. Name : SITI MASITOH
    SRN : 232623107
    Major : Magister’s Degree of English Education Department
    Course : Critical Discourse Analysis

    Russia's BRICS Summit: Michel Foucault's Critical Discourse Analysis (CDA)
    1. Discourse and Power Relations: The BRICS summit provides Russia a platform to challenge Western dominance, with Putin positioning Russia as pivotal in promoting a multipolar world and countering U.S. and European influence.
    2. Knowledge Construction and Legitimacy: Russia’s narrative legitimizes BRICS as a credible alternative to Western-led institutions like the IMF, portraying the summit as essential for building a fairer global order and justifying Putin’s foreign policy.
    3. Intertextuality and Historical Context: The summit's discourse is shaped by Cold War rivalries and historical opposition to Western colonialism, positioning BRICS as a tool for empowering the Global South and continuing Russia’s quest for global influence.
    4. Disciplinary Power and Surveillance: Russia and BRICS create alternative systems of governance, reducing reliance on Western institutions and financial control mechanisms.
    5. Resistance and Subjugated Knowledge: The BRICS discourse resists Western narratives on global governance, offering an alternative vision for global politics and economics.
    Conclusion: The BRICS summit represents a complex struggle for power, where Russia seeks to challenge Western hegemony and promote a multipolar world order through alliances.

    Indonesia Minister’s Doctoral Degree Controversy: Michel Foucault's CDA
    1. Discourse and Power Relations: The controversy questions the legitimacy of the minister’s academic authority, tying educational credentials to political power and public trust.
    2. Knowledge and Legitimacy: Debates on whether the degree’s short duration compromises its value challenge traditional academic standards. The university's defense seeks to validate alternative academic paths, while public opinion highlights concerns about elitism and political influence.
    3. Intertextuality and Historical Context: Set within a broader narrative of political corruption and public distrust in Indonesia, the controversy reflects historical concerns over the integrity of academic and political systems.
    4.Disciplinary Power and Normalization: Universities, as gatekeepers of academic norms, face challenges in maintaining standards. The public's scrutiny of the minister’s degree serves as a form of societal surveillance.
    5. Subjugated Knowledge and Resistance: Public resistance to the degree’s legitimacy reflects a pushback against institutional privilege, raising alternative views on academic rigor and challenging perceived elite advantages.
    Conclusion: The controversy reflects broader societal struggles over power, legitimacy, and knowledge in Indonesia’s political and academic institutions, highlighting tensions around privilege and public trust.

    ReplyDelete
  23. Name: Naseef Efriza Al Hazimi
    NRP: 232623103
    Department: Master of English Education
    Course: Critical Discourse Analysis
    Lecturer: Dr. Selnistia Hidayani, M.Pd
    Using Van Leeuwen's theoretical framework to analyze how language is used to shape and produce social reality. In this theory we can take three steps that can be analyzed in the social realm, namely: social actors, representation of social action, and representation of social action.

    Social actors
    The social actors here are the countries involved in this summit, namely Brazil, Russia, India, China, and South Korea. And in 2023 they will have new members, namely Egypt, Ethiopia, Iran, Saudi Arabia, and the United Arab Emirates.

    Representation of social actors
    What the BRICS Summit does is an important event that has the potential to reshape the global geopolitical landscape. Global Majority: BRICS now represents more than 40% of the world's population and the majority of global GDP. This growing influence could lead to greater assertiveness on the global stage.

    Social Action Representations Economic Cooperation and De-Dollarization: Alternative Financial Systems: The BRICS countries are exploring ways to reduce their dependence on the US dollar, potentially creating alternative payment systems and currencies. This could challenge the dollar’s ​​dominance in international trade.

    Economic Partnerships: Deeper economic cooperation among BRICS members could lead to increased trade, investment, and technological collaboration.

    Geopolitical Implications: Balancing Western Influence: BRICS could serve as a counterweight to Western-led institutions such as the G7. This could lead to a more multipolar world order.

    Russian Isolation: Despite the summit, Russia remains largely isolated due to the ongoing conflict in Ukraine. BRICS could offer a platform for Russia to engage with other countries and mitigate the impact of Western sanctions.

    Challenges and Uncertainties: Divergent Interests: BRICS members have divergent economic and political interests, which could hamper concerted action on global issues. Economic Disparities: Significant economic disparities exist among BRICS members, which could affect the group’s cohesion and effectiveness.
    Global Economic Headwinds: A global economic slowdown and geopolitical tensions could impact the growth and ambitions of BRICS countries.

    ReplyDelete
  24. Nama: Siti Anisa Maulida
    NIM : 221250070
    Kelas: MPI 5B

    1. Dalam karya ilmiah, setiap paragraf harus memiliki satu ide pokok yang jelas dan dikembangkan secara logis. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyusun paragraf:
    - kalimat topik
    - Kalimat Pengembang
    - Kohesi dan Koherensi
    - Struktur Paragraf
    Contoh Paragraf
    Topik: Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Remaja
    Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Kemudahan akses dan beragam fitur yang ditawarkan membuat media sosial begitu populer di kalangan remaja. Namun, di balik kemudahan tersebut, terdapat dampak negatif yang perlu diperhatikan. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memicu masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Selain itu, media sosial juga dapat menjadi sarana penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks, yang dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku remaja.

    2. 1. Sitasi Langsung
    Sitasi langsung adalah pengutipan teks secara persis seperti aslinya dari sumber yang dijadikan rujukan. Sitasi ini digunakan ketika Anda ingin menekankan kata-kata atau kalimat spesifik dari penulis lain.

    Cara Menggunakan:
    Kutipan Pendek: Jika kutipan kurang dari 40 kata, letakkan dalam tanda petik dua (" ") dan sertakan dalam kalimat Anda.
    Kutipan Panjang: Jika kutipan lebih dari 40 kata, pisahkan kutipan dari teks utama dengan membuat paragraf baru, menjorokkan ke dalam, dan tidak menggunakan tanda petik.

    Contoh:
    Kutipan Pendek: Menurut Smith (2023), "Kecerdasan buatan telah merevolusi banyak sektor industri" (hal. 15).
    Kutipan Panjang:

    > Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi topik yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. AI telah mengubah cara kita hidup dan bekerja. Seperti yang dijelaskan oleh Jones (2022), "AI memiliki potensi untuk menyelesaikan beberapa masalah paling mendesak di dunia, seperti perubahan iklim dan penyakit. Namun, AI juga menimbulkan sejumlah tantangan etis yang perlu dipertimbangkan." (hal. 32)

    2. Sitasi Tidak Langsung
    Sitasi tidak langsung adalah ketika Anda menyampaikan ide atau informasi dari sumber lain, tetapi menggunakan kata-kata Anda sendiri untuk menjelaskannya.

    Cara Menggunakan:
    Paraphrase: Ubah kalimat asli menjadi kalimat dengan kata-kata Anda sendiri, tetapi tetap mempertahankan makna aslinya.
    Ringkasan: Ringkas ide utama dari paragraf atau bagian tertentu dalam sumber.

    Contoh:
    Paraphrase: Smith (2023) berpendapat bahwa perkembangan pesat kecerdasan buatan telah membawa dampak signifikan pada berbagai bidang, termasuk industri.
    Ringkasan: Sebuah penelitian oleh Jones (2022) menyoroti potensi besar kecerdasan buatan dalam mengatasi masalah global, namun juga menyoroti pentingnya mempertimbangkan implikasi etis dari teknologi ini.

    3 .Pentingnya Minum Air Putih untuk Menjaga Kesehatan dan Keseimbangan Tubuh

    I. Pendahuluan
    1.1 Latar Belakang
    1.2 Rumusan Masalah
    1.3 Tujuan Penulisan
    1.4 Manfaat Penulisan

    II. Landasan Teori
    2.1 Definisi dan Fungsi Air dalam Tubuh
    2.2 Peran Air Putih dalam Proses Fisiologis
    2.3 Dampak Kekurangan Air pada Kesehatan

    III. Pembahasan
    3.1 Manfaat Air Putih untuk Fungsi Organ Vital
    3.1.1 Air dan Sistem Pencernaan
    3.1.2 Air dan Fungsi Ginjal
    3.1.3 Air dan Keseimbangan Elektrolit
    3.2 Peran Air dalam Detoksifikasi Tubuh
    3.3 Air Putih dan Kesehatan Kulit
    3.4 Pentingnya Konsumsi Air Putih yang Cukup dalam Gaya Hidup Sehat
    3.4.1 Anjuran Konsumsi Harian Air Putih
    3.4.2 Bahaya Dehidrasi
    3.5 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air pada Tubuh

    IV. Kesimpulan
    4.1 Rangkuman Pembahasan
    4.2 Implikasi Kesehatan dari Konsumsi Air Putih yang Cukup
    4.3 Saran dan Rekomendasi

    V. Daftar Pustaka

    ReplyDelete

  25. Name : Nasihatul Ummah
    SRN : 232623104
    Degree : Master’s Program of English Education
    Subject : Critical Discourse Analysis

    Analyzing the Discourse on the BRICS Summit Using Ruth Wodak's CDA Framework
    Ruth Wodak's Critical Discourse Analysis (CDA) framework provides a valuable lens for analyzing the discourse surrounding the BRICS summit. This framework examines how language is used to construct and maintain power relations, challenge dominant ideologies, and reproduce social inequalities.
    Key CDA Concepts Applied to the BRICS Summit Discourse:
    1. Ideological Representations:
    o The West vs. the Rest: The discourse positions the BRICS nations as a counterforce to Western dominance, challenging the neoliberal global order.
    o Economic Empowerment: The BRICS nations are portrayed as seeking economic independence from the West, emphasizing their desire to reduce reliance on the US dollar and SWIFT system.
    o Multilateralism: The summit is framed as a platform for promoting multilateralism and challenging the unipolar world order.
    2. Power Relations:
    o Putin's Position: Putin's hosting of the summit reinforces his position as a global leader, despite Western sanctions and isolation.
    o BRICS' Rising Influence: The discourse suggests that the BRICS nations are gaining influence on the global stage, challenging the traditional power dynamics.
    o Western Hegemony: The discourse critiques Western hegemony and its impact on developing nations.
    3. Discourse Strategies:
    o Framing: The summit is framed as a significant event that signals Russia's resilience and global standing.
    o Rhetoric: The discourse employs rhetoric to emphasize the BRICS nations' unity, strength, and potential for positive change.
    o Exclusion: The discourse excludes Western perspectives and downplays the challenges and limitations faced by the BRICS nations.
    CDA Analysis of Specific Themes:
    • Economic Independence: The discourse focuses on the BRICS nations' efforts to reduce dependence on the West, highlighting their desire for a more equitable global economic system.
    • Geopolitical Significance: The summit is positioned as a significant event that demonstrates Russia's continued relevance and influence on the world stage.
    • Challenge to Western Hegemony: The discourse portrays the BRICS nations as a counterforce to Western dominance, advocating for a more multipolar world order.

    ReplyDelete
  26. Seorang penulis dalam menuangkan ide di dalam paragraf karya ilmiah sebaiknya mengikuti struktur yang jelas dan sistematis. Pendekatan umum yang dapat digunakan adalah dengan memulai dengan kalimat topik yang memperkenalkan ide utama, diikuti dengan penjelasan yang mendukung, dan diakhiri dengan kesimpulan atau transisi ke ide berikutnya. Penggunaan data, kutipan, dan referensi juga penting untuk mendukung argumen.

    Contoh Paragraf:
    Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja

    Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan remaja di era digital ini, mempengaruhi kesehatan mental mereka secara signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kecemasan dan depresi di kalangan remaja (Smith, 2022). Hal ini terjadi karena perbandingan sosial yang tidak sehat, di mana remaja sering membandingkan diri mereka dengan citra ideal yang ditampilkan oleh teman sebaya dan selebriti. Selain itu, interaksi online yang kurang mendalam dapat mengurangi keterampilan sosial dan mengurangi perasaan kesepian. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memfasilitasi diskusi mengenai penggunaan media sosial yang sehat, agar remaja dapat memanfaatkan platform ini tanpa mengorbankan kesejahteraan mental mereka.

    Dengan contoh di atas, penulis telah menyampaikan ide utama dengan jelas, didukung oleh data

    ReplyDelete
  27. Zaky mahfuzah Mpi 5b 221250055
    Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat berbagai jenis sitasi yang umum digunakan. Dua di antaranya adalah:

    1. **Sitasi APA (American Psychological Association)**

    **Penggunaan:**
    Sitasi gaya APA biasanya digunakan dalam bidang psikologi, ilmu sosial, dan ilmu perilaku. Dalam gaya ini, penulis mencantumkan nama penulis dan tahun publikasi dalam teks, serta memberikan daftar referensi di akhir karya.

    **Contoh Penggunaan:**
    Dalam teks:
    > Penelitian menunjukkan bahwa tidur yang cukup meningkatkan kinerja kognitif (Smith, 2020).

    Di daftar referensi:
    > Smith, J. (2020). *The effects of sleep on cognitive performance*. Journal of Sleep Research, 29(3), 1-10.

    2. **Sitasi MLA (Modern Language Association)**

    **Penggunaan:**
    Sitasi gaya MLA sering digunakan dalam bidang humaniora, seperti sastra dan sejarah. Dalam gaya ini, penulis mencantumkan nama penulis dan nomor halaman dalam teks, dengan daftar karya yang digunakan di akhir.

    **Contoh Penggunaan:**
    Dalam teks:
    > Menurut Johnson, "pengalaman memahami teks sastra sangat dipengaruhi oleh konteks budaya pembaca" (45).

    Di daftar karya yang digunakan:
    > Johnson, Emily. *Cultural Context in Literature*. New York: Literary Press, 2019.
    Berikut adalah outline untuk karya ilmiah dengan tema "Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian di Indonesia":

    Outline Karya Ilmiah
    I. Pendahuluan
    A. Latar Belakang
    1. Penjelasan tentang perubahan iklim
    2. Pentingnya pertanian bagi ekonomi Indonesia
    B. Rumusan Masalah
    C. Tujuan Penelitian
    D. Manfaat Penelitian

    II. Tinjauan Pustaka
    A. Konsep Perubahan Iklim
    1. Definisi
    2. Penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi
    B. Pertanian di Indonesia
    1. Jenis-jenis pertanian
    2. Peran pertanian dalam perekonomian
    C. Hubungan antara Perubahan Iklim dan Pertanian
    1. Teori dan studi sebelumnya

    III. Metodologi Penelitian
    A. Jenis Penelitian
    B. Lokasi dan Waktu Penelitian
    C. Teknik Pengumpulan Data
    1. Survei
    2. Wawancara
    3. Observasi
    D. Analisis Data

    IV. Hasil dan Pembahasan
    A. Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian
    1. Perubahan pola curah hujan
    2. Kenaikan suhu
    3. Penyebaran hama dan penyakit
    B. Adaptasi Petani terhadap Perubahan Iklim
    1. Teknik pertanian berkelanjutan
    2. Kebijakan pemerintah
    C. Studi Kasus
    1. Contoh daerah yang terdampak

    V. Kesimpulan
    A. Ringkasan Temuan
    B. Implikasi Temuan
    C. Saran untuk Penelitian Selanjutnya

    VI. Daftar Pustaka
    VII. Lampiran
    A. Data Statistik
    B. Kuesioner Survei

    ReplyDelete
  28. Name : Nadrotul Muslimah
    SRN : 232623105
    Major : Magister’s Degree of English Education Department
    Course : Critical Discourse Analysis

    In Michel Foucault’s Critical Discourse Analysis (CDA), the BRICS 2024 summit can be understood as a challenge to Western power in global economic and political systems. Here's a simple breakdown:
    1. Power and Resistance: BRICS countries, through initiatives like de-dollarization, are trying to reduce reliance on the US dollar and the Western-controlled financial system (e.g., SWIFT). This is a way to resist the dominant economic order set by Western countries.
    2. New Narratives: Hosting the summit allows Russia to counter the Western narrative of its isolation due to the Ukraine war. It uses the summit to show that it still has influence and allies, especially in the Global South.
    3. Power Through Knowledge: The ideas and policies discussed at the summit (e.g., creating alternatives to Western systems) are forms of power. These discussions help shift the global discourse toward a multipolar world, where multiple powers, not just Western ones, have influence.
    In essence, the summit is not just about meetings—it’s about shaping global narratives and creating new power dynamics through discourse.

    ReplyDelete

  29. 1. Menurut saya seorang penulis menuangkan ide dalam paragraf karya ilmiah dengan mengemukakan gagasan utama yang didukung oleh argumen, data, atau fakta. Proses ini mencakup penggunaan kalimat topik di awal paragraf yang diikuti oleh penjelasan lebih rinci, bukti pendukung, serta analisis atau kesimpulan.

    Contoh paragraf:

    "Peran teknologi dalam pendidikan terus berkembang pesat seiring dengan kemajuan zaman. Penggunaan perangkat digital di kelas telah membantu meningkatkan efektivitas proses pembelajaran. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Johnson (2020), siswa yang menggunakan tablet dan laptop dalam proses belajar menunjukkan peningkatan pemahaman materi sebesar 25% dibandingkan dengan siswa yang hanya menggunakan metode tradisional. Hal ini terjadi karena akses ke sumber daya digital yang lebih luas memungkinkan siswa untuk belajar secara lebih mandiri dan interaktif. Dengan demikian, integrasi teknologi dalam pendidikan bukan hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21."

    Pada paragraf tersebut, seorang penulis memulai dengan ide utama, yakni peran teknologi dalam pendidikan, yang kemudian didukung dengan bukti penelitian dan analisis lebih lanjut.

    2. Dua jenis sitasi yang umum digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah APA Style (American Psychological Association) dan MLA Style (Modern Language Association). Berikut penjelasan dan contoh penggunaannya:

    ○APA Style
    Dalam APA Style, sitasi menggunakan format "(penulis, tahun)" dalam teks. Daftar pustaka di akhir karya ilmiah mencantumkan informasi lengkap tentang sumber yang digunakan.

    Cara Menggunakan:

    Saat mengutip secara langsung atau tidak langsung, cantumkan nama belakang penulis dan tahun penerbitan. Jika mengutip langsung, tambahkan nomor halaman.
    Contoh Penggunaan dalam Teks:

    Parafrase: Menurut Smith (2019), penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat meningkatkan pemahaman siswa.
    Kutipan langsung: "Penggunaan teknologi dalam kelas meningkatkan keterlibatan siswa secara signifikan" (Smith, 2019, p. 45).
    Contoh di Daftar Pustaka: Smith, J. (2019). Technology in Education: Enhancing Learning in the Digital Age. Academic Press.

    ○MLA Style
    Dalam MLA Style, sitasi menggunakan format "(penulis halaman)" dalam teks. Daftar pustaka di bagian akhir, disebut "Works Cited," menyediakan rincian lengkap tentang sumber tersebut.

    Cara Menggunakan:

    Sitasi dalam teks mencantumkan nama belakang penulis dan nomor halaman tanpa menggunakan koma atau "p." sebelum nomor halaman.
    Contoh Penggunaan dalam Teks:

    Parafrase: Menurut Smith, penggunaan teknologi dalam pendidikan sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa (45).
    Kutipan langsung: "Penggunaan teknologi dalam kelas meningkatkan keterlibatan siswa secara signifikan" (Smith 45).
    Contoh di Daftar Pustaka: Smith, John. Technology in Education: Enhancing Learning in the Digital Age. Academic Press, 2019.


    3. Contoh outline karya ilmiah dengan tema "Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja":

    1. Pendahuluan
    1.1. Latar Belakang Masalah
    1.2. Rumusan Masalah
    1.3. Tujuan Penelitian
    1.4. Manfaat Penelitian

    2. Tinjauan Pustaka
    2.1. Definisi Media Sosial dan Penggunaan di Kalangan Remaja
    2.2. Kesehatan Mental: Pengertian dan Indikatornya
    2.3. Hubungan Media Sosial dan Kesehatan Mental

    3. Metodologi Penelitian
    3.1 Teknik Analisis Data

    4. Hasil dan Pembahasan
    4.1. Pengaruh Media Sosial terhadap Kondisi Psikologis Remaja
    4.2. Faktor-faktor yang Memperburuk Dampak Media Sosial
    4.3. Dampak Positif Media Sosial
    4.4. Peran Orang Tua dan Sekolah dalam Mengurangi Dampak Negatif

    5. Kesimpulan
    5.1. Saran

    6. Daftar Pustaka

    ReplyDelete
  30. 1. Seorang penulis harus mampu menyampaikan ide dengan jelas dan sistematis dalam paragraf di karya ilmiah. Setiap paragraf biasanya dimulai dengan kalimat utama yang menjelaskan poin utama, diikuti oleh kalimat-kalimat pendukung yang memberikan penjelasan, bukti, atau contoh yang relevan. Penulis juga perlu memastikan transisi yang baik antar paragraf agar alur pemikiran tetap terjaga.

    Contoh paragraf:

    Pendidikan berbasis teknologi informasi telah menjadi salah satu faktor kunci dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan pemanfaatan perangkat digital, siswa dapat mengakses berbagai sumber belajar yang lebih luas dan beragam, yang sebelumnya tidak tersedia di lingkungan tradisional. Misalnya, platform e-learning memungkinkan siswa untuk mengikuti kelas dari pengajar ternama secara daring, tanpa terhalang oleh jarak geografis. Selain itu, penggunaan aplikasi pembelajaran interaktif dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar. Oleh karena itu, integrasi teknologi informasi dalam pendidikan tidak hanya meningkatkan aksesibilitas, tetapi juga dapat berkontribusi pada peningkatan hasil belajar siswa.

    2. Dua jenis sitasi yang umum digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah sitasi APA (American Psychological Association) dan MLA (Modern Language Association). Berikut penjelasannya dan contohnya:

    1. Sitasi APA
    Penggunaan: Sitasi APA biasanya digunakan dalam ilmu sosial dan psikologi. Dalam format ini, nama penulis dan tahun publikasi dicantumkan dalam teks. Referensi lengkap ditulis di daftar pustaka.

    Contoh Penggunaan: Dalam penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa teknologi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Smith, 2020).

    Referensi di Daftar Pustaka: Smith, J. (2020). The impact of technology on student motivation. Educational Research Journal, 15(2), 45-60.

    2. Sitasi MLA
    Penggunaan: Sitasi MLA lebih umum digunakan dalam humaniora, seperti sastra dan sejarah. Dalam format ini, hanya nama penulis dan nomor halaman yang dicantumkan dalam teks. Referensi lengkap ditulis di "Works Cited".

    Contoh Penggunaan: Teknologi memiliki pengaruh signifikan terhadap cara siswa belajar (Smith 45).

    Referensi di "Works Cited": Smith, John. The Impact of Technology on Student Learning. Educational Press, 2020.

    Dengan memahami kedua jenis sitasi ini, penulis dapat memastikan bahwa karya ilmiah yang ditulisnya memenuhi standar akademis dan memberikan penghargaan yang layak kepada sumber yang digunakan.

    3. Berikut adalah contoh outline untuk karya ilmiah dengan tema "Dampak Penggunaan Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja."

    Outline Karya Ilmiah
    Judul: Dampak Penggunaan Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja

    I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang
    Pertumbuhan pengguna media sosial di kalangan remaja
    Peningkatan masalah kesehatan mental di kalangan remaja
    B. Rumusan Masalah
    Bagaimana media sosial mempengaruhi kesehatan mental remaja?
    C. Tujuan Penelitian
    Mengetahui dampak positif dan negatif media sosial terhadap kesehatan mental remaja
    II. Tinjauan Pustaka

    A. Definisi Media Sosial
    Jenis-jenis media sosial
    B. Kesehatan Mental Remaja
    Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental
    C. Hubungan antara Media Sosial dan Kesehatan Mental
    Penelitian terdahulu tentang pengaruh media sosial
    III. Metodologi Penelitian

    A. Desain Penelitian
    Jenis penelitian (kuantitatif/kualitatif)
    B. Populasi dan Sampel
    Deskripsi populasi remaja yang diteliti
    C. Teknik Pengumpulan Data
    Kuesioner, wawancara, atau observasi
    D. Analisis Data
    Metode analisis yang digunakan
    IV. Hasil dan Pembahasan

    A. Hasil Penelitian
    Temuan tentang dampak positif penggunaan media sosial
    Temuan tentang dampak negatif penggunaan media sosial
    B. Pembahasan
    Analisis hasil dalam konteks teori yang ada
    Relevansi dengan penelitian terdahulu
    V. Kesimpulan dan Saran

    A. Kesimpulan
    Ringkasan temuan utama
    B. Saran
    Rekomendasi untuk remaja dalam menggunakan media sosial
    Rekomendasi untuk orang tua dan pendidik
    VI. Daftar Pustaka
    A. Referensi yang digunakan dalam penelitian


    ReplyDelete